Saturday, May 9, 2020

RIWAYAT DAN KISAH MAKAM KERAMAT DI ATAS BUKIT SUMBERGONDO,sebuah telaah atas tradisi lisan

Situs sejarah makam-makam di bukit sumbergondo,akrab disebut Bujuk karena mengacu pada makam-makam  yang terdapat didalamnya,identik dengan astah atau pasarean orang-orang keramat.

Terdapat dua belas makam kuno di perbukitan ini,
Dan yang paling sering diziarahi adalah satu makam yang berada di ketinggian puncak bukit,dan dua makam disebelah timur kaki bukit.

Makam di puncak bukit adalah fokus tulisan kali ini,selain kontroversi cerita yang beredar tentang makam siapa dan apakah benar-benar makam yang empunya atau petilasan,jejak sejarah pertapaan orang dulu?sejarah seolah terputus belum ditemukan fakta tertulis ,hanya keterangan lisan yang butuh telaah khusus dan mendalam.

Penulis hanya menyajikan beberapa versi cerita yang sempat penulis dengar dari beberapa orang,baik warga asli Sumbergondo,dan warga diluar Sumbergondo.

Ada yang menyebut Sayyid Abdul Karim,ada juga yang menyebut Habib mohammad Karim,dan sebagian besar warga di lereng perbukitan cukup menyebut Mbah Karim,tidak perlu diperdebatkan karena semuanya tidak cukup memiliki bukti otentik,multi- persepsi ini setidaknya bertemu di akhir nama beliau,Mbah Karim.

Konon menurut penuturan orang sepuh,beliau adalah kerabat dan masuk lingkaran keluarga Datuk Ibrahim Banyuwangi,seperti yang penulis dengar dan selalu diceritakan berulang-ulah oleh mbah buyut penulis sendiri,Samsiye,kelahiran kurang lebih tahun 1900 an.

Datuk ibrahim Bauzir,atau datuk Malik ibrahim Banyuwangi lahir di Yaman pada tahun 1790,dari kalangan bangsawan keturunan Bani Hasyim.

Masuk ke Nusantara dan menyebarkan Islam ke tanah loloan Bali,menikah dan memiliki dua orang putra,selang beberapa waktu istri beliau yang bernama Zaenab dan anak sulung beliau sayyid Bakar Bauzir wafat hingga kemudian beliau pindah ke tanah blambangan atau Banyuwangi pada tahun 1840 bersama anak kedua beliau,Datuk Ahmad dan sahabat beliau Sayyid Hasan,ketika Blambangan saat itu  dipimpin oleh Bupati Pringgokusumo.
Datuk ibrahim wafat di Banyuwangi pada tahun 1876 diusia 86 tahun (baca;biografi Datuk Ibrahim Bauzir Banyuwangi)
Menarik dan penulis sedikit menemukan benang merah,garis demagrasi disini,bahwa memang besar kemungkinan makam di atas bukit sumbergondo tersebut adalah makam salah satu kerabat dalam lingkar keluarga datuk ibrahim Banyuwangi,mengingat tradisi lisan yang penulis peroleh dari mbah buyut penulis tahun wafanya Datuk ibrahim Banyuwangi dengan tahun kelahiran  Mbah buyut penulis hanya berselisih kurang lebih 24 tahun dan ini menandakan mbah Buyut penulis mengetahui cerita ini secara langsung dari generasi yang sezaman dengan dengan Datuk Ibrahim.

bagaimana hingga beliau Mbah Karim dimakamkan di sini,di bukit dg ketinggian -+500 mdpl,menjadi pertanyaan sejarah yang tak bisa dijawab,hanya anggapan-anggapan yang beredar dan cerita yang dibumbui mistik yang akan kita dengar.

Mbah buyut ketika penulis kecil sering menceritakan bahwa beliau dimakamkan oleh santri-santrinya dibawa dengan melayang di udara atau terbang,dan itulah satu-satunya versi yang penulis dengar.

Bagi penulis sendiri ini bukan sesuatu yang mustahil karena karomah para wali jauh dari jangkauan akal rasional,sebagaimana karomah Datuk Ibrahim Banyuwangi sendiri yang dalam tradisi lisan diceritakan beliau kerap melaksanakan sholat Dhuha dengan mengambang di atas permukaan air laut.

Kemudian,Persoalan makam di atas bukit sumbergondo ini hanya merupakan jejak perjalanan atau petilasan tempat Mbah Karim bertapa,pendapat ini tidak begitu terdengar santer,
Entahlah,apa,dan siapa beliau dan bagaimana bisa ada di Sumbergondo
Sepertinya,bagi penulis adalah keajaiban,terlepas dari semua kontroversi tapi makam itu ada,secara infrastruktur siapa yang membangun dan tahun ke berapa secara pasti warga tersepuh-pun ditempat itu tidak ada yang tau.

Hanya dalam pengamatan penulis jika riwayat makam dinisbatkan kepada Zaman Datuk ibrahim Banyuwangi,maka dapat disimpulkan antara 1850-1900an makam ini dibangun...
Wallahu a’lam bisshowab.....

Monday, May 4, 2020

MISTERI MAKAM KUNO,

Alif biasa berkunjung ke tempat-angker yang terdapat di desa itu, Mulai pekuburan hingga petilasan-petilasan yang konon dalam cerita masyarakat memiliki riwayat dan kisahnya yang mistis,tak heran jika orang sekitar telah menganggpnya gila,kurang waras dan bahkan stress.

 Suatu ketika ada seorang kawan menghampirinya, Apet,”lif apa kau masih kerap mendatangi tempat-tempat angker? Alif,”iya,emangnya kenapa?. “tidak apa-apa, tahukah kau satu tempat yang mungkin belum Sempat kau kunjungi,tempat itu sangat angker bahkan orang-orang yang sekadar lewat saja sering mengalami kesurupan.” Jawab apet.

Alif sempat termangu mendengar cerita apet,pandangannya menjauh Seolah mengingat-ingat tempat-tempat yang pernah ia kunjungi,kemudian Alif-pun bertanya,”dimanakah tempat angker yang kamu ceritakan itu, pet,? Aku penasaran dan ingin mendatanginya”. Apet-pun dengan nada bicara berat dan mata yang memandang serius,kemudian Menunjukkan tempat itu kepada Alif,”disana lif,dari dusun “S” terus ke arah barat akan kau jumpai partelon masuk ke utara,melewati perkebunan dan perumahan,teruslah keutara melewati perumahan itu hingga kau akan sampai di perkebunan lagi,sekitar tiga ratus meter beloklah ke kiri seratus meter kemudian belok ke kanan,tak jauh dari situ Akan kau jumpai tiga buah makam yang dinaungi pohon ampelas dan jambu,disitulah makam yang kumaksud”. Alif sedikit mengernyitkan dahinya,sambil mengingat-ingat betul petunjuk jalan yang diceritakan apet,dihidupkannya sebatang rokok sambil menawarkannya untuk apet,tapi apet menolak dengan halus,”terimakasih lif,tidak usah” Alifpun pamit diri,disetaternya motor butut kesayangannya,tak banyak bicara ia meluncur dengan gas kencang.

Diperjalanan alif tak henti-hentinya memikirkan tempat itu,hingga sampai dirumah ia berbaring,matanya menerawang jauh seolah mencari waktu tepat mengunjungi sang makam,ziarah,menyepi dan mencari ketenangan ditengah gembar-gembor cerita angker sang makam. Alif percaya dalam tempat-tempat sunyi,sepi ia bisa mengenal keadaan dirinya lebih dalam bertafakkur,bermuhasabah,mendengar suara ruhaninya yang tersembunyi,mungkin ia memcoba sedikit perjalanan yang diajarkan sufi-sufi dalam uzlah,dan pengasingan diri.

Sufi secara bahasa berasal dari kata suf (ءوف)yang berarti wol,yaitu sebuah kain yang terbuat dari bulu domba,dan sangat sederhana Secara istilah sufi berarti mereka yang memakai kain atau baju-baju kesederhanaan dengan upaya pembersihan hati dan jiwa,dalam sejarah Islam jalan sufistik ini pertama kali diperkenalkan oleh Imam hasan al bashri,dengan konsep uzlah,zuhud,waro’,khouf dan roja’ Sufisme sendiri berkembang dan memberi pengaruh besar dalam dunia Islam,dengan lahirnya tokoh-tokoh agung seperti Imam Juneid alBaghdadi,Syeikh abdul Qodir jailani,Ibn Arabi,Abul Hasan as-Sadzili,Mansur al-Hallaj,Abu hamid al Ghozali,Rabiatul adawiyah dls.

Menjelang malam rasa penasaran alif semakin menjadi,seolah ada magnet yang Membuatnya harus berangkat. Tanpa pikir panjang akhirnya alif mengambil pakaian yang biasa ia gunakan ke makam-makam Berangkatlah ia tanpa ditemani seorangpun,mengikuti petunjuk yang diceritakan Apet,setengah jam perjalanan, sampailah ia di makam itu.

Tanpa rasa takut Alif mengucapkan salam dan duduk sembari membaca tawassul dan dzikir-dzikir.

Ditengah terlenanya Alif dengan bacaan-bacaan dzikir tiba-tiba ia merasakan hembusan angin Yang tak sewajarnya,dingin dan seolah hanya menerpa tubuhnya,karena disekitar dia tau persis tidak ada dedaunan yang bergoyang karena tiupan angin.

Alif kembali fokus pada bacaan-bacaan dzikirnya Tak terlalu kaget dengan kejadian itu karena sebelumnya sudah kerap ia alami di makam-makam yang lain.

Hingga kejadian aneh datang,Alif benar-benar melihat sesosok perempuan tua dengan rambut keriting panjang mengurai,tangannya menjulur kedepan dengan kuku-kuku panjang,ya Alif melihatnya dengan jelas,tubuhnya seolah dihempas angin yang kuat, Ia coba bertahan sampai penampakan wujud perempuan dan hempasan angin itu hilang dengan sendirinya...kemudian Alif menyelesaikan dzikirnya,berdoa sebentar kemudian pulang dengan terlebih dahulu mengucap salam untuk para penghuni makam...

Di tengah jalan menuju pulang Alif baru percaya dengan apa yg Apet ceritakan bahwa makam itu memang wingit,atau ‘ini hanya sekedar ujian bagi para penyelam kesunyian untuk meneguhkan niat dan kesungguhan,bukankah muhasayabah harus diiringi mujahadah hingga kemudian sampai di alam musyahadah ’besitnya dalam hati, Bersambung......

 *pemeran Alif dan Apet dalam cerita ini adalah fiksi, Gambar hanya ilustrasi penulis Jika ada kesaman kisah di dunia nyata,adalah unsur kebetulan. Tabik..

Friday, May 1, 2020

KIJANG BERKAKI TIGA DIATAS BUJUK,antara fakta,misteri,dan kearifan lokal


Di bumi ini kita bukanlah satu-satunya makhluk yang diciptakan
Terdapat mahluk lain yang Juga menghuninya,mulai dari yang jelas
Samar,dan tersembunyi.

Ada mahluk disekitar kita yang tak tertembus oleh  penglihatan mata biasa,orang jawa mengistilahkan mahluk-makhluk
Ini dengan sebutan yang beraneka ragam,Perewangan,siluman,dan memeddi.

Seiring masuknya Islam ke tanah jawa aneka sebutan mahluk ini dikemas
Menjadi lebih ringkas yakni jin.Jin sendiri dinyatakan dalam kitab suci agama Islam
Sebagai mahluk yang keberadaannya tidak dapat disanggah, terdiri dari berbagai jenis
Mulai dari jin yang baik,tidak baik,jin yang gemar dengan kerusakan dan jin yang gemar dengan
Kebaikan.

Disinilah ada titik pertemuan Antara Islam dan jawa hindu ketika memandang makhluk-mahluk tadi,keduanya percaya hidup dalam lingkaran dunia yang sama
Tapi dalam dimensi berbeda.

Orang jawa percaya bahwa jin itu mampu menampakkan wujud ke alam kasar (dunia manusia)menembus dimensi manusia,menampakkan diri kepada orang-orang tertentu,begitu-pun sebaliknya orang jawa juga percaya bahwa manusia-manusia tertentu bisa menembus dimensi mereka,dimensi kelembutan,dimensi para gaib,dimensi para jin.

Jin menampakkan diri dalam wujud hewan-hewan tertentu seperti ular,macan,kera,kijang,buaya dan lain sebagainya,secara historis sudah banyak kita jumpai dalam literatur peradaban manusia,tidak hanya jawa.

Kijang berkaki tiga diatas bujuk(nama bukit di dusun Sumbergondo)adalah salah satu cerita yang juga akan mengisi literatur ini,antara fakta misteri dan kearifan lokal.

Bukan jadi rahasia umum lagi,cerita kijang berkaki tiga bagi masyarakat sumbergondo,lebih-lebih mereka yang tinggal di sekitaran lereng bujuk.Keberadaannya tak bisa dipisahkan oleh bujuk itu sendiri,dituturkan dalam cerita rakyat sejak jaman dulu kala,para tetua mengisahkan kepada anak-anak sejak dini,sehingga mendarah daging dan kelak anak-anak ini mengisahkan kepada anak-anak yang lain sehingga cerita bersambung dalam lintas generasi yang cukup lama.

Diperkuat oleh pengakuan beberapa orang yang mendengar lengkingan dan bahkan melihatnya seolah cerita ini tak bisa tenggelam oleh zaman,fakta masyarakat atas keberadaan kijang ini semakin sulit dipungkiri.

Ada pesan khusus yang dibawa sang kijang ketika menampakkan diri dalam lengkingan-lengkingan,konon menjadi satu pertanda akan ada kematian,benar tidaknya jelas tak bisa dibuktikan,orang jawa baik itu yg di sumbergondo atau yang lain tak bisa memungkiri yang namanya ‘ilmu titen’.

Ilmu titen adalah sebuah anggapan orang-orang jawa bahwa kejadian yang berulang-ulang dengan sebab dan akibat yang sama dipercaya bukan faktor kebetulan,tapi isarat yang bisa dijadikan pegangan,Falsafah.

Primbon-primbon jawa adalah bukti bahwa ilmu titen ini menjadi salah satu falsafah mereka.

Misteri kijang berkaki tiga di atas bujuk,adalah fakta misteri yang tetap kokoh ditengah gempuran modernitas cara berpikir,modernitas cara berbudaya dan modernitas cara berfalsafah.
Misteri ini adalah fakta dan fakta kijang berkaki tiga itu adalah misteri.Misteri didalam fakta dan fakta didalam misteri,ya...keduanya konfrehensif tak bisa dipisahkan seperti bujuk dan cerita sang kijang.

Bujuk dalam cerita itu dan cerita itu dalam Bujuk.keduanya seolah memberi andil untuk sebuah eksistensi,keberlangsungan yang tidak disadari.

Menariknya cerita ini menjadi tameng bujuk tetap lestari hingga kini,kepercayaan akan adanya penunggu lain ditempat ini,menjadi keengganan seseorang untuk merusaknya.

Itulah kearifan lokal,kebijaksanaan budaya dan kepercayaan masyarakat jawa.Disamping kelestarian alam yang dijaga kelestarian budaya dan cerita rakyat juga tidak semestinya disepelekan,karena cerita ini dibangun dengan fakta mitologi.

Bertujuan melindungi alam dari kerusakan,andil leluhur kita menjaga alam untuk anak cucunya dengan sebuah kearifan yang tinggi,halus dan penuh hikmah..

Semacam kontrak sosial untuk menjaga keseimbangan alam yang melibatkan penghuni lain alam ini,kisah kijang ini bukan satu-satunya yang kita dengar,disetiap sudutnya Bujuk memiliki cerita mistiknya yang beraneka ragam,fakta ,misteri dan kearifan lokalnya salah satunya untuk menjaga keselarasan antara alam kita dengan alam mereka,keselarasan manusia dengan bumi yang dipijaknya seimbang dan tidak mengalami kerusakan,destroy.
Allahu a’lam..


SUMBERGONDO DAN BATU LAWANG

  SUMBERGONDO DAN BATU LAWANG                       
Diapit dua pemakaman umum
Dua jembatan, kali kempit dan pasar sapi.Sumbergondo menjadi tempat strategis bangsa lelembut hidup dan membangun peradaban,banyak kejadian mistik menghiasi kehidupan masyarakat,sehingga inilah mungkin yang melatar-belakangi dusun ini dinamakan 'SUMBERGONDO',yang memiliki dua akar kata bahasa jawa 'Sumber'dan 'Gondo',
Sumber berarti asal muasal atau permulaan sedangkan Gondo memiliki arti bau atau wewangian,dan juga bisa berati ganda atau dua,dengan begitu jika gondo berarti bau atau wewangian maka sumbergondo secara istilah dapat diartikan awal mula bau atau wewangian yang bisa mengarah pada hal-hal mistik,
Kemudian jika gondo diartikan ganda atau dua,maka secara istilah Sumbergondo berarti awal mula dua,(seolah menegaskan sebuah teks kejadian lahirnya tempat ini) atau dua sumber mata air jika kata 'sumber'mengacu pada mata air
,sang pembuat nama pasti punya alasan filosofis dan mistis,merangkum bentuk demografis dan peradaban mistik hingga sesuai dg kata 'SumberGondo',,,
Disaping itu dusun di dusun ini juga terdapat sebuah bukit,di bukit tersebut terdapat sebuah batu yang cukup populer namanya.
Batu lawang begitu warga sekitar menyebutnya, batu menjulang tinggi membentuk tebing,menghadap ke utara dengan memotong arah matahari, seolah berada persis ditengah tengah antara bujuk bagian timur dan barat,batu ini konon bisa terbuka dan tertutup dengan sendirinya layaknya sebuah pintu,itu kenapa warga menyebutnya dengan batu lawang.
Untuk mencapai di pelataran batu ini kita akan terhalang rimbunnya pepohonan dan bebatuan besar yang berada persis dibawahnya,seperti  pernah penulis sendiri alami.Medan yang berat dan tingginya rumput gajah akan jadi penyurut keinginan kita untuk datang dan melihat langsung dari dekat,
Pesona batu lawang memang tak lekang oleh waktu,meskipun hanya sebongkah batu tapi cerita yang dihadirkan membuat warga bertanya,ada apa dengannya???
1001 kisah,1001 cerita, tentang batu,yang bagi sebagian orang adalah benda mati tapi bagi sebagian yang lain justru hidup.Hidup karena memantik cerita dan kisah yang kerap diperbincangkan.......

***Batu lawang sumbergondo,mungkin tak kalah menarik dengan batu lawang di cirebon,bila dipoles dengan anak tangga menuju keatasπŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†#jangan bertanya apa yang dapat Sumbergondo berikan pada kita
Tapi bertanyalah apa yang dapat kita berikan pada Sumbergondo
#URI_URI

RIWAYAT DAN KISAH MAKAM KERAMAT DI ATAS BUKIT SUMBERGONDO,sebuah telaah atas tradisi lisan

Situs sejarah makam-makam di bukit sumbergondo,akrab disebut Bujuk karena mengacu pada makam-makam  yang terdapat didalamnya,identik dengan...